25 November 2009

Jakarta - Demak

Siang itu pembagian hasil kelulusan akan dilaksanakan, Orang tua dan guru ku sangat bangga karena hari ini Aku lulus Sekolah Dasar Negeri Grogol 03 dengan nilai terbaik di sekolah tersebut. Orang tua ku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ku di Demak kampong halaman Orang Tua ku sekaligus kampung Halaman ku. Saat – saat itu keluarga ku sangat mampu dan serba kecukupan. Bagai mana tidak, kami memiliki rumah yang di kontrakan, yang tiap bulannya menghasilan uang. Ayahku sendiri memilki 2 buah taksi yang tiap harinya tidak kurang Rp. 200.000. masuk ke kas kami.ibuku mempunyai kios makanan kecil, sekaligus berjualan pakaian, sekaligus bos krupuk. 

Pagi itu Ayahku mengantarku mengambil surat rekomendasi dari Depdiknas, Di sana kaimi di Tanya oleh petugas, “ bapak mengapa ingin pindah ke kampung? Bukan nya di sana sedang terjadi kanflik? Bukankah lebih aman di Jakarta?”. “ kampung saya aman-aman saja bu. Disana tidak pernah terjadi konflik apapun.” Sahut Ayahku. Bukan kah di ambon sedang ramai-ramainya konflik poso?” lanjut petugas tadi. Emang sih wajah Ayahku tidak mirip orang jawa. Bahkan jauh dr orang jawa. “kami mau pindah ke Demak Bu, bukan ke Ambon.” Jawab Ayahku dengan mukan yang sebel. Kejadian itu membuatku dan ayah ku tertawa sepanjang perjalanan. Sampai di rumah pun Ayahku menceritakan kejadian tadi ke ibuku. Ibuku pun ikut menertawai kejadian itu. Sore harinya setelah aq mebeli tiket aku pun memutuskan untuk pulang kampung ber dua bersama ku. Sementara itu Ibuku tetap di Jakarta. Berusaha mencukupi kebutuhan kami di Demak.

Rencana semula aku akan di daftarkan di SLTP favorit tempat kakakku dulu ber sekolah. SLTPN 01 WELAHAN tujuan utamaku, dan nantinya aku akan di masukkan di pondik pesantren di mana kakakku dulu menunntut ilmu agama. PonPes Robayan tujuan utama nya. Selama seleksi nilai kakakku sellu menemaniku hingga hari terakhir ternyata NEM ku tidak cukup untuk masuk di SLTPN 01 Welahan.Hari itu aku dan kakakku langsung mencabut surat pendaftaranku dan mencari sekolah lain untuk melanjutkan pendidikan. SLTP Negeri 01 Mijen lah yag akhirnya menerimaku sebagai murid baru di tahun ajaran 2000-2001..Rencana ayahku untuk menaruh ku di pesantrenpun urung. Karena sekolah ku jauh dari pesantren tersebut. Kami pun mengubah rencana yang sebelumnya kami rencanakan yang tadinya ayahku ingin berangkat ke Jakarta lagi pun mengurungkan niatnya. Ayahku memutuskan untuk membuka usha di Demak, karena satu-satunya keahlian yang di miliki ayahku adalah sopir, beliau memutuskan untuk membeli truk untuk muatan material bangunan. Dan usaha itu pun berhasil. Tidak lama setelah kami tinggal di desa. Ayah ku mengajukan diri untuk menjadi BPD ( Badan Perwakilan Desa ) Alhamdulillah akhirnya ayahku pun diterima, bahkan di angkat menjadi Ketua BPD. Hari- hari kami pun kai lalui dengan baik di desa. Tiap pagi ayah ku menyaiap kan sarapan buat aku, meskipun lauknya hanya telur ceplok, tapi sorenya ayahku memesan ikan langsung matang kepada tukang sayur langganan kami KHODIJAH namanya. Malamnya aku di suruh tidur di rumah simbah ku, maklum simbahku sendirianj dirumah yang sebesar itu. Biasanya kakakku yang tidur disana klo tidak sedang di pesantren. Karena kakakku melanjutkan SMAnya sekaligus di pesantren aku pun mengagantikannya tidur di rumah simbah. Kegiatan ini aku lakukan kurang lebih tiga tahun selama SLTP di desa.