Setelah berhasil daftar online dan bayar BPJS via Transfer ATM, step selanjutnya adalah mengambil print Kartu di Kantor BPJS wilayah setempat. Awalnya yang saya bayangkan itu bakal cepat prosesnya, karena hanya mengambil kartu dikator BPJS. Tapi sampai di Kantor BPJS prosesnya masih ribet. Dan harus mengantri lebih lama lagi.
Sesampainya di kantor BPJS Jakarta Barat di daerah Palmerah pukul 8.45 saya harus mengantri untuk mengambil nomer antrian. Sempat saya tanya kepada para pengantri lain tentang berapa limit kuota nomer yang biasa dilayani dalam sehari. Ternyata sebagian pengantri sudah pernah datang sebelumnya. Mereka kembali setelah kemarin sudah tidak kebagian kartu. Mereka mengatakan klo kemarin nomer antrian terakhir adalah 350. Bearti kuota yang sangup dilayani setiap hari hanya 350 orang.
Setelah lama mengantri diluar akhirnya saya mendapat nomer antrian 235. Lalu saya menuju ruangan antrian saya lihat baru nomer 50 yang di pangil. Saptam yang disebelah pintu masukpun tiba-tiba menyapa saya, sambil berkata:
"Untuk nomer Antrian 230 keatas bisa pulang dulu, mungkin setelah sholat jum'at baru di panggil."
Karena kebetulan dekat kampus saya tinggal ke kampus dulu, untuk mengurusi KRS saya yang terbengkalai.
Singkat cerita, setelah selesai sholat jumat, saya tiba di kantor BPJS lagi. Ternyata nomer yang baru di layani baru 150. Terpaksa saya menunggu lagi.
Terlintas dibenak saya, proses pendaftaran BPJS sudah bagus karena menggunakan sistem pendaftaran online, akan tetapi mengapa pada saat mencetak kartu bisa antri selama itu?
Setelah saya lalu prosesnya, saya coba meng evaluasi mengapa prosesnya bisa selama itu.
1. Jumlah CS yang melayani print Hanya 2 loket. Mementara pesertanya Banyak sekali,
2. Saat di depan loket para peserta malah ngobrol, jadi gak kelar2.
Entah mengapa Sistem yang bagus seperti cetak mandiri tiket KAI tidak diadobsi oleh instansi-instansi lain. setidaknya mampu mengurangi praktek calo dan mempersingkat waktu dan menghemat cost dari sebuah perusahaan.