Minggu malam Senin. Hari ini terasa tidak biasa buat saya
dan kawan-kawan HCD. Maklum hari ini sudah kami tunggu-tunggu sejak beberapa
minggu sebelumnya. Ya hari ini kami akan mudik ke kampung halaman kami dan
serunya mudik kali ini bersama sama mengendari sepeda motor. Sebenarnya tahun
lalu saya juga mudik dengan sepeda motor tetapi tidak bersama-sama rekan-rekan
HCD. Berhubungkali ini mudik bermotornya sama kawan-kawan HCD terasa sangat
menyenangkan seperti tamasya touring bareng meskipun cuma dua motor.
Dari sore Imam teman mudik saya sudah sibuk sendiri
kesana-sini. Memang diantara kami para peserta mudik bareng baru Cuma dia yang
baru melakukan packing. Saya dan yang
lain sudah dari jauh-jauh hari melakukan pengepackan barang bawan kami. Wajar,
itu karena Imam jarang sekali tidur di kost puasa kali ini dia sering sekali di
tempat ayanhnya di daerah cengkareng. Oiya, buat imam ini kali pertamanya dia
melintasi pantura dengan sepeda motor, dia tertarik waktu saya menceritakan
pengalaman mudik saya tahum lalu dan ingin mencobanya.
Setelah semua persiapan selesai dan acara pamitan sana sini
kelar, dengan membaca basmalah kami lepas landas dari kosan kami melintasi
gedung Season City yang malam itu di ramaikanbanyak orang. Setelah berjalan
agak jauh dari sana imam yang mengendarai motornya di belakangku berteriak
mengatakan kalo lampu belakangsaya mati. Saya pun agak panik dan mulai
berfikir. Tidak mungkin saya melakukan perjalanan panjang ini dengan lampu
belakang mati. Seketika itu saya langsung mencari bengkel terdekat untu membeli
lampu. Saya teringat bengkel samping portal kereta di depan saya. Saya pun
mengarahkan kendali kesana. Ketika di tiba di bengkel belum sempat saya
beranjak dari kendaraan saya ada polisi menghampiri saya. Sambil senyum pak
polisi itu bertanya kepedaku.
“ selamat malam, bisaliat surat-suratnya?” sambilsenyum-senyum githu. Seolah-olah saya
menepi karena takut operasi itu.
Pikiran saya mulai trerasa aneh bercampur takut.
Saya tegaskan ke pak polisi. “pak saya Cuma mau kebengkel
benerin lampu saja kok pak.”
“Silahkan. Tapi saya lihat dulu Surat dan kelengkapannya.”
Terpaksa saya ikuti lah perkataan p[akpolisi. Sambil
menggerutu…….
Pak polisi meneliti semua surat yang saya bawa. Saya Cuma
bisa berdoa supaya malam yang gelap ini pak polisi itu tidak melihat tanggal
pembayaran pajak. Ternyata dia malah ambil senter di dalam tasnya. Saya pun
mulai harap harap cemas sambil mendekat ke bengkel dan membeli lampu belakang
untuk motor saya sekaligus meminta pak montirnya memasngnya di motor saya.
Gak lama setelah itu pak polisi panggil saya, “mas… ini
bulan apa?”, “Agustus pak.” “Trus disini
tulisannya”,” juni pak”. Kamu di tilang
ya?
Saya pun mulai malas berlama lama dengan polisi itu. “udah
di bantu aja pak.”
Ini kalo di tilang 150 mas. Dalamhati saya menggerutu lagi
“alah paling 20rb mau pak.”
Sambil merogoh kantongsaya berikan 20rb ke pak polisi itu.
Ternyata yang saya pegang 2 lembar 20rban. Mungkin lagi mucur kali tuh polisi.
Udah bawa sini aja mas. Dengan sedikit tidak ikhlas uangitupun aku berikan.
Kemudian bayar bengkel 10rb dan cabut lanjutin perjalanan.
No comments:
Post a Comment