Sebentar lagi Jakarta punya hajatan besar. Pilgub istilah kerennya. Saya memang pendatang di jakarta, tapi saya sudah memantabkan diri saya menjadi warga Jakarta sejak 2007. Sehingga pilgub Jakarta 2012 ini saya memiliki hak suara yang bisa digunakan.
Pada putaran pertama pilgub Jakarta di ikuti oleh 5 pasang calon. Saat itu saya memantabkan diri memilih pak HNW karena di sarankan oleh Gus Sholah. Gus sholah saat itu meyakinkan saya bahwa HNW termasuk tokoh yang Amanah melalui Tweetnya di akun twitternya @GusSholah.
Di pilgub putaran ke dua, di ikuti oleh dua pasang calon. Foke Vs Jokowi. Kedua tokoh ini memang tidak asing bagi saya, Foke sudah satu priode memimpin Jakarta, sementara Jokowi tokoh yang melejit karena prestasinya memimpin Solo. Untuk kebaikan dan keburukan ke dua tokoh ini saya rasa tidak perlu saya bahas, karena hampir semua media menyorot mereka. Saya juga merasa tidak layak mengomentari mereka, saya rasa tidak ada manusia yang sempurna.
Beberapa teman saya menyarankan saya untuk netral saja. "Dari pada salah pilih!" kata mereka. Tapi saya merasa kalo netral itu bukan sikap yang bertanggung jawab. Sampai tadi malam, saya terjerumus dalan debat kusir dengan seorang paman saya tentang pilgub ini. Saya yang biasa acuh dengan politik, menjadi gelisah, saya harus pilih mana!. Ayah dan ibu saya juga tidak suka dengan politik, sehingga mereka tidak dapat memberikan masukan untuk saya.
Siang ini saya teringat pilkada Demak dan teringat Pengasuh saya di Ponpes dulu yang sempat terjung ke kancah politik. Saya putuskan untuk meminta saran beliau. Alhamdulillah, beliau langsung memantabkan saya untuk menetapkan siapa yang seharusnya saya pilih. Sebagai santri saya hanya bisa "sendiko dawuh" tanpa harus bertanya alasan apa yang menyebabkan saya harus memilih calon tersebut. Beliau pasti memilih yang terbaik dari kedua calon tersebut.
Pada putaran pertama pilgub Jakarta di ikuti oleh 5 pasang calon. Saat itu saya memantabkan diri memilih pak HNW karena di sarankan oleh Gus Sholah. Gus sholah saat itu meyakinkan saya bahwa HNW termasuk tokoh yang Amanah melalui Tweetnya di akun twitternya @GusSholah.
Di pilgub putaran ke dua, di ikuti oleh dua pasang calon. Foke Vs Jokowi. Kedua tokoh ini memang tidak asing bagi saya, Foke sudah satu priode memimpin Jakarta, sementara Jokowi tokoh yang melejit karena prestasinya memimpin Solo. Untuk kebaikan dan keburukan ke dua tokoh ini saya rasa tidak perlu saya bahas, karena hampir semua media menyorot mereka. Saya juga merasa tidak layak mengomentari mereka, saya rasa tidak ada manusia yang sempurna.
Beberapa teman saya menyarankan saya untuk netral saja. "Dari pada salah pilih!" kata mereka. Tapi saya merasa kalo netral itu bukan sikap yang bertanggung jawab. Sampai tadi malam, saya terjerumus dalan debat kusir dengan seorang paman saya tentang pilgub ini. Saya yang biasa acuh dengan politik, menjadi gelisah, saya harus pilih mana!. Ayah dan ibu saya juga tidak suka dengan politik, sehingga mereka tidak dapat memberikan masukan untuk saya.
Siang ini saya teringat pilkada Demak dan teringat Pengasuh saya di Ponpes dulu yang sempat terjung ke kancah politik. Saya putuskan untuk meminta saran beliau. Alhamdulillah, beliau langsung memantabkan saya untuk menetapkan siapa yang seharusnya saya pilih. Sebagai santri saya hanya bisa "sendiko dawuh" tanpa harus bertanya alasan apa yang menyebabkan saya harus memilih calon tersebut. Beliau pasti memilih yang terbaik dari kedua calon tersebut.
No comments:
Post a Comment