Malem kemarin ketika saya sedang duduk-duduk di depan Tempat kost saya lewat seorang tukang jagung rebus. Aroma jagungnya wangi sekali, jagungnya juga terlihat besar-besar. Entah kebetulan atau sengaja dia berhenti didepan saya. Mungkin dia tau perut saya sedang lapar dan saya akui saya memang tergoda aroma jagung rebus itu. Tapi alangkah malang nasib tukang jagung malam itu. Kebetulan sekali saya tidak memiliki uang serupiah pun malam itu. Padahal hati dan perut ini benar-benar sangat berkeinginan. Saya pun hanya bisa memandangi tukang jagung. dan gerobak dorongnya dengan hati masygul sambil menelan ludah.
Malam ini tukang jagung itu lewat lagi di depan kost saya. Tapi kali ini kantong dan perut saya sedang berisi. Entah mengapa keinginan untuk mencicipi semalam lenyap begitu saja. Padahal penjual dan aroma jangungnya sama dengan yang semalam. Mungkin karena saya baru selesai makan atau karena saya sayang mengeluarkan uang.
Begitulah hati saya mungkin begitu juga hati kalian. Dapat berubah setiap saat bila mendapat pengaruh, baik dari luar maupun dari dalam diri kita. Hati memang melekat dalam diri kita, tapi kita tak pernah bisa mengendalikannya 100%. Semoga kita diberi kekuatan untuk menjaganya, agar berubah kearah kebaikan.
No comments:
Post a Comment