Mama,
Ternyata aku salah. Ma.
Ngantor itu asyik,
Ternyata bangun pagi lebih menarik daripada bangun setelah terik. Menyapa mentari ternyata dapat membangunkan semangat untuk melalui hari.
Ngantor itu menyenangkan,
Bukan sekedar bermacetan dijalan, disenyumi orang yang sama setiap berangkat jadi kebiasaan.
Berhenti dilampu merah disamping mobil yang sama dalam tiga hari seperti bukan kebetulan.
Ngantor itu menarik,
Aku mulai mengerti bagaimana rasanya berseragam, di kantorku baju seragam CEO dan Ofice Boy sama, yang membedakan hanya tugas dan kewajiban, tak jauh beda seperti kita dimata Tuhan.
Ma, ngantor ternyata benar2 menyenangkan. Anakmu setiap pagi disalami Satpam, yang entah namanya saja aku belum kenal.
Ngantor itu ternyata nyaman, aku bisa lebih tenang melakukan hobiku tiap malam. Aku masih bisa gambar, baca buku, dan bertemu kawan-kawan tanpa harus berfikir keras agar esok bisa makan.
Disini banyak ilmu sosial yang tak pernah kudapat saat bekerja sendiri, aku harus menyesuaikan diri dengan ratusan orang yang berbeda. Dan itu menyenangkan.
Kantor tak bearti harus melepaskan kesenangan,
Sepulang kantor aku masih bisa gambar, seperti biasanya. Kadang aku gunakan waktu istirahatku di kantor untuk mengerjakan order gambarku. Mengunakan fasilitas internet yang super cepat Ma, semoga ini bukan masuk kategori korupsi.
Aku mulai mengerti, mengapa orang kantor lebih pandai menabung dari pada pekerja lepas. Selain karena gaji mereka terbatas, mereka juga tak punya banyak waktu untuk berbelanja dan menghamburkan uang. Semoga kebiasaan-kebiasaan burukku itu hilang.
Tenang saja Ma, meski musim hujan anakmu bisa jaga kesehatan. Aku sekarang kemana2 bawa jas hujan. Iya, jas hujan yang 2 tahun lalu pernah ku beli untuk seseorang kini bisa aku manfaatkan.
Masalah enak mana saat aku kerja bebas atau kantoran. Itu bukan 2 hal yang layak di bandingkan Ma. Seperti aku dan Kakak. Kami masing-masing punya kelebihan dan kekurangan tapi mama tetap sayang kami berdua.
Terima kasih Ma atas dukungannya. Mimpi saya untuk mengantor akhirnya terwujudkan
No comments:
Post a Comment