20 August 2013

Bisa mendalami beberapa profesi itu menyenangkan

Beberapa hari lalu acara buka bersama temen-temen alumni SMA Negeri 1 Demak. Seperti biasa, selalu ada pertanyaan-peranyaan yang umum ditanyakan dalam forum-forum semacam reuni, seperti "Kerja dimana?" "Nikah kapan?"
Seperti halnya nikah, pekerjaan adalah sebuah pilihan. Dalam forum itu ada seorang teman yang cerita tentang pekerjaannya. Ia mengeluh bahwa pekerjaan yang saat ini di jalani tidak sesuai dengan studinya selama ini. Dia tidak berharap saran atau pendapat ke saya. Dia hanya berpesan, klo bisa diusahakan pekerjaan dan Studi yang di jalani harus berhubungan.
Masukan yang menurut saya bagus. Tapi di kepala saya sudah ada mindset. Saya yang bekerja dahulu baru masuk kuliah punya prinsip, bahwa hidup ini harus berwarna. Prinsip ini saya ini di ilhami dari percakapan saya dengan seorang teman yang mengabdikan diri menjadi pengajar. Ceritanya dia mengeluhkan bahwa hari-harinya terasa sama terus setiap hari. Bergelut dengan buku, LPJ, Nilai, Murid dan segala hal yang berbau akademisi. Dia sadar bahwa dia mulai bosan dengan kesehariannya tapi dunia seperti itu terlanjur mengikatnya dan dia tidak bisa lari dari dunianya.
Akhirnya dia putuskan untuk mencari pasangan hidup yang bertolak belakang dengan profesinya. Dia berharap bisa masuk dunia baru yang di geluti oleh pasangannya. Setidaknya, kesibukan pasangannya dapat menjadi tantangan atau hiburan baru untuk dia.
Dari situ saya mulai berfikir. Sungguh tidak nyaman sekali bila kita hidup dalam satu kegiatan yang sama setiap harinya. Saya yang memulai karir sebagai desain grafis, mulai merambahkan diri ke berbagai dunia baru, belajar animasi, belajar programer, belajar apapun yang saya minati. Bahkan, saya memilih studi S1 di Ilmu komunikasi, yang merupakan bidang baru dalam hidup saya. Memiliki kegitan yang berbeda-beda awalnya hanya keisengan saya untuk mengatasi rasa jenuh.
Alhamdulillah, saya dapat masuk kesemua profesi yang saya pilih itu. Tanpa harus menjalani pendidikan khusus pula. Dan saat saya sadar bahwa orang-orang di sekitar saya sedang mengalami rasa jenuh yang tinggi karena kegiatan mereka yang sama setiap harinya, saya makin merasa bersukur menjadi diri saya.
"Salam Backpacker"



No comments: