25 June 2013

Ayah dan keras kepalaku.

"Setiap ayah selalu punya cara masing-masing untuk menunjukan kasih sayangnya, termasuk dengan memberikan larangan-larangannya kepada buah hatinya."

Ini bukan pertama kali saya mendapat larangan untuk "ini dan itu" dari ayah saya. Ini juga bukan pertama kalinya perang ego dengan ayah saya. Mungkin saya mewarisi sifat keras kepala beliau, jadi setiap keinginan yang muncul dalam diri saya yang beliau larang pasti akan saya berontak. Seperti halnya setiap keinginan yang beliau inginkan saya larang, pasti beliau juga berontak. Klo udah begitu biasanya saya berdiam diri, menunggu emosi kami sama-sama stabil lalu kemudian berembuk kembali untuk mencari jalan tengah.

Mama, ya mamalah yang menjadi mediator terbaik saat terjadi perang ego antara anak dan ayah. Mama yang paling mengerti kami berdua. Mengerti bagaimana aku, bagaimana ayah.

Lewat mama, pesan-pesan yang ingin disampaikan ayah kesaya disampaikan, alasan-alasan yang tidak ingin saya dengar dari ayah merasuk halus bila disampaikan mama.

Aku pun mulai mengerti, bahwa setiap larangan yang keluar dari seorang ayah, adalah demi kebaikan anak-anaknya. Hanya saja karena bentuknya sebuah larangan, maka tidak dengan mudah di taati oleh setiap anak. Dan tidak semua ayah dapat mengkomunikasikan larangannya meskipun larangan itu menunjukan kasih sayangnya.

Terima kasih ayah, engkau ayah, sahabat dan guru terbaikku. Semoga nanti aku bisa menjadi lebih baik dalam mendidik anak-anakku dari apa yang engkau didik kepadaku.

No comments: